Nama: Dwi Haryanti
NIM: A.310090005
Kelas: VIA
1.
Pada saat observer akan pergi
sarapan, di tempat kerja observer bertanya pada teman-teman kerja, berapa ya umur
Afika anak tetangga sebelah itu? Teman-teman menjawab ya sekitar 4,5 tahun
Mbak, sudah PAUD ko. Ternyata anak tersebut mendengar percakapan saya dengan
teman-teman, karena kebetulan dia bermain di rumah tetangga depan rumah.
Saat bertemu dia langsung menjawab lima
Lalu saya tanya lima apa?
Fika: Lima umur; Nangendi?
Dwi: Sarapan, pak Amat
Fika: Cedak kos-kosan wae
Dwi: Kos-kosane sopo?
Fika: Bu Biyah, kono kuwi lho ....
Dwi: Ko kamu tidak masuk sekolah?
Fika: Dikon bu Guru libur
Dwi: Nyuruhnya gimana?
Fika: Ndek wingi masuk saiki libur gitu ....
Dwi: Ooh ..., sudah sarapan belum, lauknya apa?
Fika: Karak
Dwi: Wis mandi durung?
Fika: Hi .... (tertawa)
Dwi: Wis mandi durung Nduk ...?
Fika: Hi ... Hi ..., koyok Ibu-ibu wae.
Sudah ..., ndang sarapan sono lho keburu
laper.
Dari tuturan Afika terlihat percampuran dalam
penggunaan bahasa, sehingga observer juga melakukan hal yang sama dalam
bertutur. Fika berumur hampir lima tahun dan sudah bersekolah di PAUD, Ia
terlihat pandai dalam berkomunikasi walaupun dari umur 2,5 tahun sudah di
tinggal Ibunya karena perceraian.
Pada ujaran Fika
dapat dianalisis adanya
a. Nosi ruang: Cedak kos-kosan wae; Bu Biyah, kono kuwi
lho ....
b. Nosi waktu: Ndek wingi masuk saiki libur gitu ....
c. Aspek: Sudah ..., ndang sarapan sono lho keburu laper.
d. Sebab-akibat: karena mendengar pembicaraan mengenai dirinya maka
secara langsung pada saat bertemu Fika langsung berujar lima untuk menyatakan
umurnya. Fikapun mampu menyatakan alasan kenapa dia tidak masuk sekolah karena
disuruh Ibu Guru libur “Ndek wingi masuk saiki libur gitu ...”.
2.
Tuturan terjadi pada saat
seorang Ibu menjemur pakaian dan sang anak bernama Attar berumur 4 tahun sedang
bermain di depan rumah.
Ibu: Le ..., Mbak Cindi kandani kon isah-isah?
Atar: Megahi ....
Ibu: Ndang to
sedelok, sing ngakon Ibu ngono!
Attar: He ..., Mbak
Cindi ra ana neng jero ko ...
Ibu: Mbak Cindi
neng omah mburi!
Atar: Ibu’i ... aku
meh dolanan kok.
Ibu: Halah
sedelok.
Atar: (sembari masuk rumah sambil berteriak) Mbak
... kon isah-isah Ibu!
Dari tuturan Atar
dapat di ketahui bahwa terdapat
a.
Nosi ruang: Mbak Cindi
ra ana neng jero ko ...
b.
Modalitas: Ibu’i ... aku meh
dolanan kok.
c.
Kausalitas: karena
mendengar Ibunya menyuruh memberitahu sang kakak untuk mencuci piring karena
tidak mau lantas berucap megahi, tetapi karena Ibu terus menyuruh
akibatnya Atar masuk rumah dan
memberitahu kakak perempuannya.
Dari kedua tuturan yang dituturkan Afika dan Atar
terdapat perbedaan. Afika lebih pandai berkomunikasi walaupun dari segi bahasa
banyak percampuran bahasa Indonesia dan Jawa karena memang Fika sudah
bersekolah di PAUD dan umur Fika hampir 5 th sedang Atar berumur 4 th cenderung
menggunkan bahasa jawa karena memang dia belum sekolah.
Afika mampu
mengigat perintah libur yang disampaikan Ibu Guru. Fika juga mampu menyuruh
observer dengan kalimat “ndang
sarapan sono lho keburu laper.” Serta berujar “koyok Ibu-ibu wae.” Padahal
kalau dilihat dari keseharian Fika tidak di tunggui Ibunya, Bapaknya juga
jarang memperhatikan Fika. Fika mampu menyebutkan nosi ruang, waktu, dan aspek.
Berbeda dengan Atar yang lebih lambat merespon ujaran sang Ibu karena asyik
bermain. Atar butuh mendengarkan
pengulangan perintah yang disampaikan dengan kata “He ...”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar