Minggu, 10 Juni 2012


Nama: Dwi Haryanti
NIM: A.310090005
Kelas: VIA
1.        Pada saat observer akan pergi sarapan, di tempat kerja observer bertanya pada teman-teman kerja, berapa ya umur Afika anak tetangga sebelah itu? Teman-teman menjawab ya sekitar 4,5 tahun Mbak, sudah PAUD ko. Ternyata anak tersebut mendengar percakapan saya dengan teman-teman, karena kebetulan dia bermain di rumah tetangga depan rumah.
Saat bertemu dia langsung menjawab  lima
Lalu saya tanya lima apa?
Fika: Lima umur; Nangendi?
Dwi: Sarapan, pak Amat
Fika: Cedak kos-kosan wae
Dwi: Kos-kosane sopo?
Fika: Bu Biyah, kono kuwi lho ....
Dwi: Ko kamu tidak masuk sekolah?
Fika: Dikon bu Guru libur
Dwi: Nyuruhnya gimana?
Fika: Ndek wingi masuk saiki libur gitu ....
Dwi: Ooh ..., sudah sarapan belum, lauknya apa?
Fika: Karak
Dwi: Wis mandi durung?
Fika: Hi .... (tertawa)
Dwi: Wis mandi durung Nduk ...?
Fika: Hi ... Hi ..., koyok Ibu-ibu wae.
         Sudah ..., ndang sarapan sono lho keburu laper.
Dari tuturan Afika terlihat percampuran dalam penggunaan bahasa, sehingga observer juga melakukan hal yang sama dalam bertutur. Fika berumur hampir lima tahun dan sudah bersekolah di PAUD, Ia terlihat pandai dalam berkomunikasi walaupun dari umur 2,5 tahun sudah di tinggal Ibunya karena perceraian.
Pada ujaran Fika  dapat dianalisis adanya
a.       Nosi ruang: Cedak kos-kosan wae; Bu Biyah, kono kuwi lho ....
b.      Nosi waktu: Ndek wingi masuk saiki libur gitu ....
c.       Aspek: Sudah ..., ndang sarapan sono lho keburu laper.
d.      Sebab-akibat: karena mendengar pembicaraan mengenai dirinya maka secara langsung pada saat bertemu Fika langsung berujar lima untuk menyatakan umurnya. Fikapun mampu menyatakan alasan kenapa dia tidak masuk sekolah karena disuruh Ibu Guru libur “Ndek wingi masuk saiki libur gitu ...”.

2.             Tuturan terjadi pada saat seorang Ibu menjemur pakaian dan sang anak bernama Attar berumur 4 tahun sedang bermain di depan rumah.
Ibu: Le ..., Mbak Cindi kandani kon isah-isah?
Atar: Megahi ....
Ibu:  Ndang to sedelok, sing ngakon Ibu ngono!
Attar:  He ..., Mbak Cindi ra ana neng jero ko ...
Ibu:    Mbak Cindi neng omah mburi!
Atar:  Ibu’i ... aku meh dolanan kok.
Ibu:    Halah sedelok.
Atar:  (sembari masuk rumah sambil berteriak) Mbak ... kon isah-isah Ibu!
Dari tuturan Atar dapat di ketahui bahwa terdapat
a.         Nosi ruang: Mbak Cindi ra ana neng jero ko ...
b.        Modalitas: Ibu’i ... aku   meh dolanan kok.
c.         Kausalitas: karena mendengar Ibunya menyuruh memberitahu sang kakak untuk mencuci piring karena tidak mau lantas berucap megahi, tetapi karena Ibu terus menyuruh akibatnya Atar masuk rumah dan  memberitahu kakak perempuannya.
Dari kedua tuturan yang dituturkan Afika dan Atar terdapat perbedaan. Afika lebih pandai berkomunikasi walaupun dari segi bahasa banyak percampuran bahasa Indonesia dan Jawa karena memang Fika sudah bersekolah di PAUD dan umur Fika hampir 5 th sedang Atar berumur 4 th cenderung menggunkan bahasa jawa karena memang dia belum sekolah.
 Afika mampu mengigat perintah libur yang disampaikan Ibu Guru. Fika juga mampu menyuruh observer dengan kalimat  “ndang sarapan sono lho keburu laper.” Serta berujar “koyok Ibu-ibu wae.” Padahal kalau dilihat dari keseharian Fika tidak di tunggui Ibunya, Bapaknya juga jarang memperhatikan Fika. Fika mampu menyebutkan nosi ruang, waktu, dan aspek. Berbeda dengan Atar yang lebih lambat merespon ujaran sang Ibu karena asyik bermain. Atar  butuh mendengarkan pengulangan perintah yang disampaikan dengan kata “He ...”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar